"Kamu diterima," katanya. "Berikan alamat e- mailmu dan saya akan mengirim formulir untuk diisi dan pemberitahuan kapan kamu mulai kerja."
"Maaf," kata staf itu. "Kalau kamu tidak punya e-mail, berarti kamu tidak hidup dan tidak bisa diterima bekerja."
Kurang dari 2 jam, dia berhasil melipatgandakan modalnya. Dia melakukan pekerjaan ini tiga kali, dan pulang dengan membawa uang yang cukup untuk hidup beberapa hari. Dia pun sadar bahwa dia bisa bertahan hidup dengan cara ini.
Ia mulai pergi bekerja lebih pagi dan pulang lebih larut. Uangnya menjadi lebih banyak 2x sampai 3x lipat tiap hari. Dia pun membeli gerobak, lalu truk, dan akhirnya ia memiliki armada kendaraan pengiriman sendiri.
Lima tahun kemudian, lelaki yang tekun dan pekerja keras itu sudah menjadi salah satu pengusaha makanan terbesar. Ia mulai merencanakan masa depannya bersama keluarga dan memutuskan untuk memiliki asuransi jiwa.
Ia menghubungi broker asuransi. Sang broker pun menanyakan alamat e-mailnya. Lelaki itu menjawab, "Saya tidak punya e-mail."
Sang broker bertanya dengan penasaran,"Ah anda pasti bercanda, mana mungkin anda bisa sesukses ini kalo e-mailpun anda tak punya?". Lelaki itu menjawab, "Ya saya memang tidak pintar, tapi saya telah membangun ini semua dengan impian dan kerja keras".
"Anda tidak punya e-mail, tapi sukses membangun sebuah usaha besar. Bisakah Anda bayangkan, sudah jadi apa Anda kalau punya e-mail?"
Lelaki itu menjawab, "Ya, saya akan menjadi office boy di istana"
Sahabat-sahabat terkasih, kisah inspirasi ini mengingatkan kita bahwa jangan pernah jadikan keterbatasan yang orang lain ukurkan kepada anda sebagai suatu tolak ukur keberhasilan hidupmu.
0 komentar:
Posting Komentar